MAKALAH
UJIAN KOMPREHENSIF
PENDIDIKAN
D
i
s
u
s
u
n
Oleh :
KHAIRAN
MIDRARA
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Jurusan Tadris
Matematika
NPM : 0705162190
Dosen Penguji :
Nuralam Abdullah, M.Pd
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA
ACEH
1434
H / 2013 M
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum
Wr.Wb.
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Selanjutnya
shalawat dan salam penulis sanjungkan keharibaan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah ke alam islamiah yakni dari alam kegelapan ke alam yang berilmu pengetahuan .
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Nuralam Abdullah,
M.Pd yang telah memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk
memyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis berharap apabila ada kesalahan sudi kiranya untuk
diperbanyak maaf. Karena semua ini tidak terlepas dari
terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna
untuk memperbaharui pengetahuan bagi pembaca. Amin.
Wassalamua’laikum
Wr.Wb.
Banda Aceh, 23
Juni 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kompetensi
Dalam Pendidikan...................................................................... 2
B.
Strategi
Penyusunan RPP Dalam KTSP.......................................................... 5
C. Penerapan Metode
Problem Solving dalam Pembelajaran ........................... 11
D.
Pembelajaran
Efektif dan Efisien................................................................... 17
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 20
BAB II
Kompetensi
Personal merupakan faktor terpenting yang harus dimiliki seorang guru bagi
keberhasilan peserta didik. Dalam hal ini, Zakiah Darajat menerangkan bahwa
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah dia mampu menjadi pembina atau
pendidik yang baik bagi peserta didiknya atau malah akan manjadi
perusak/penghancur masa depan anak didiknya.
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar
adalah proses
perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu.
perubahan tingkah laku tersebut berupa pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap
(afektif), serta keterampilan (piskomotorik). Hasil belajar akan diperoleh
dengan baik jika seseorang mengetahui dan memahami makna dari tujuan belajar
itu sendiri.
Ada
empat (4) kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi
personal (kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial. Kompetensi ini harus
dimiliki oleh seorang guru, jika seseorang pendidik dikatakan sebagai guru yang
profesional dan berkualitas.
Strategi
merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Menurut J.R. david (dalam Dharma, 2008 : 3) dunia pendidikan, strategi
dapat diartikan sebagai a plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemamfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
|
PEMBAHASAN
A.
Kompetensi
Dalam Pendidikan
Kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran.
Pasal
28 ayat 3 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat (4) kompetensi yang harus
dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah
kompetensi personal (kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial.
Kompetensi-kompetensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut
1.
Kompetensi
Personal (kepribadian)
Kompetensi
Personal (kepribadian) adalah kemampuan kepribadian yang mantap (beriman dan
bertaqwa), stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Subkompetensi mantap dan stabil memiliki indikator esensial yakni bertindak
sesuai dengan hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru
dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur..
2
|
Kompetensi
personal merupakan kemampuan pribadi seorang guru agar dapat menjadi guru yang
baik.
2.
Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru harus
memahami dan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga harus menguasai langkah-langkah
penelitian, dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi bidang
studi.
3.
Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Ada
empat subkompetensi yang harus diperhatikan guru yakni memahami peserta didik,
merancang pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik.
Memahami peserta didik mencakup perkembangan kognitif, afektif dan spikomotor
serta mengetahui bekal awal peserta didik.
4.
Kompetensi
Sosial
Kompetensi
sosial merupakan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitarnya. Guru
tidak bisa bekerja sendiri tanpa memperhatikan lingkungannya. Ia harus sadar
sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat akademik tempat dia mengajar
maupun dengan masyarakat di luar.
Guru
harus memiliki kepekaan lingkungan dan secara terus menerus berdiskusi dengan
teman sejawat dalam memecahkan persoalan pendidikan. Guru yang jalan sendiri
diyakini tidak akan berhasil, apalagi jikalau ia menjaga jarak dengan peserta
didik. Dia harus sadar bahwa interaksi guru dengan siswa mesti terus dihidupkan
agar tercipta suasana belajar yang hangat dan harmonis.
Kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang
sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
a.
Berkomunikasi lisan, tulisan atau
isyarat secara santun,
b.
Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional,
c.
Bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan kependidikan,
orang tua dan masyarakat.
Kompetensi
sosial seorang guru adalah kemampuan dimana guru mampu berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan di luar sekolah atau
masyarakat sekitarnya. Di lingkungan sekolah misalnya, guru harus bisa
berkomunikasi dengan baik dan santun terhadap orang-orang yang berada di dalam
lingkup sekolah. Namun tidak terbatas di lingkup sekolah saja, tetapi juga di
dalam masyarakat sekitar sekolah ataupun di dalam masyarakat dimana guru
bertempat tinggal. Seorang guru harus bisa beradabtasi, berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik. Karena guru tidak hanya bertugas di kelas saja, tidak
hanya pada saat mereka mengajarkan materi kepada anak didiknya saja, melainkan
di masyarakat pula peran seorang guru dituntut keprofesionalitasnya sebagai
pendidik yang berkualitas.
Keempat
kompetensi di atas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Masing-masingnya bukanlah hal yang berdiri sendiri. Justru itu,
antara kompetensi personal, profesional, pedagogik, dan sosial akan saling
menunjang dan bisa tampak secara utuh dalam proses pembelajaran di dalam kelas
dan pergaulan di luar kelas.
B.
Strategi
Penyusunan RPP Dalam KTSP
1.
Pengertian KTSP
KTSP
merupakan penyempurnaan kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
KTSP
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.
Pemberian otonomi luas pada sekolah dan
satuan pendidikan.
b.
Partisipasi masyarakat dan orang tua
yang tinggi.
c.
Kepemimpinan yang demokratis dan
profesional.
d.
Tim kerja yang kompak dan transparan.
Sedangkan
prinsip KTSP meliputi :
a.
Berpusat pada siswa dan lingkungan.
b.
Beragam dan terpadu.
c.
Tanggap terhadap perkembangan iptek dan
seni.
d.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
f.
Belajar sepanjang hayat.
g.
Seimbang antara kepentingan nasional dan
daerah.
2.
Strategi Penyusunan RPP pada KTSP
RPP
adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru
dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru di harapkan
bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus
mempunyai daya terap yang tinggi. Pada sisi lain RPP pun dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan
Pendidikan : SMP Muhammadiyah 1 Banda Aceh
Mata
Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi : Geometri dan Pengukuran
Alokasi Waktu : 4
x 40 Menit (2 Kali Pertemuan)
|
A.
Standar
Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok,
prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
B.
Kompetensi
Dasar
5.1
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus,
balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.
5.2 Membuat
jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
5.3 Menghitung
luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator
-
Memahami pengertian kubus
-
Mengenal
dan menyebutkan bidang, rusuk serta unsur-unsur kubus lainnya.
-
Melukiskan
jaring-jaring kubus.
-
Menghitung
luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
-
Menghitung
volume kubus.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa
dapat:
-
Memahami pengertian kubus.
-
Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk
serta unsur-unsur kubus lainnya.
-
Melukiskan jaring-jaring kubus.
-
Menghitung luas permukaan kubus
-
Menghitung volume kubus.
E. Materi Pembelajaran
Kubus
F. Strategi Pembelajaran
-
Model pembelajaran : Problem Solving
-
Metode pembelajaran : Realistik
G. Lankah-langkah Pembelajaran
No.
|
Aktivitas Guru
|
Aktivitas Siswa
|
Waktu
|
Keterangan
|
1.
|
Pendahuluan
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi.
*
Mengingat kembali ma-teri sebelumnya menge-nai
bangun datar segi empat.
*
Dengan tanya jawab guru memotivasi siswa dalam
kegitan peme-cahan masalah.
|
Ø Siswa mem-perhatikan
guru.
Ø
Siswa menja-wab pertanya-an guru.
|
10 menit
|
|
2.
|
Kegiatan
Inti
Fase –1
*
Guru mengajukan masa-lah yang ada di LKS dan
meminta siswa mempe-lajari masalah tersebut.
Fase
– 2
*
Guru membagikan sis-wa ke dalam 3 atau 4 siswa
perkelompok.
*
Guru meminta siswa mengemukakan ide ke-lompoknya
sendiri ten-tang cara menyelesaikan masalah.
Fase
– 3
*
Guru membimbing/ mendorong siswa me-ngumpulkan
informasi yang sesuai, menemu-kan penjelasan dan pemecahan yang diberi-kan
pada fase–1.
*
Guru mendorong dia-log/diskusi antar teman dalam
kelompoknya.
Fase – 4
*
Garu membimbing/me-ngamati siswa dalam
me-nyimpulkan hasil peme-cahan masalah yang dibe-rikan guru pada fase –1.
*
Guru mendorong siswa menyajikan hasil peme-cahan
masalah dan mem-bimbing bila me-nemukan kesulitan.
Fase
– 5
*
Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/ hasil
pemecahan ma-salah.
|
Ø
Siswa fokus untuk belajar memperhatikan,
mempelajari memahami masalah.
Ø Siswa duduk
perkelompok, diskusi, dan saling mengo-reksi satu sa-ma lain serta mengemuka-kan
ideidenya.
Ø Siswa mencari
informasi dan mencoba memecahkan masalah.
Ø Siswa saling
bekerja sama masing-masing
kelompok.
Ø
Siswa menya-jikan pemeca-han masalah, bertanya
bila ada kesulitan.
Ø Siswa menga-nalisis,
meng-evaluasi, dan mengkaji kem-bali proses/ hasil pemeca-han masalah.
|
60 menit
|
Mengorienta-sikan
siswa pada masa-lah.
Mengorgani-tasikan
siswa untuk belajar.
Membantu
siswa meme-cahkan masa-lah.
Mengemuka-kan
dan me-nyajikan ha-sil pemeca-han masalah.
Menganalisis
dan menge-valuasi, pro-ses/hasil pe-mecahan ma-salah.
|
3.
|
Penutup
*
Membimbing siswa un-tuk merangkum materi pelajaran.
*
Mengintruksikan
kepa-da siswa untuk berlatih di rumah dan mem-berikan PR secara in-dividu.
|
Ø Siswa me-nyimpulkan
materi.
Ø Siswa menan-dai
soal-soal yang perlu di-selesaikan.
|
10 menit
|
|
H.
Alat
dan Sumber Belajar
-
Alat : Papan tulis, spidol, charta, dan bentuk
bangun ruang kubus.
-
Sumber belajar : * M. Cholik Adinawan. Matematika SMP kelas
VIII. Erlangga. Jakarta: 2004.
*
Nuniek
Avianti. Mudah Belajar Matematika 2 kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarata: 2007.
* Buku referensi lainnya.
I.
Penilaian
-
Tugas kelompok (LKS).
-
Siswa yang memberi tanggapan.
J. Contoh Instrumen
1. Panjang
diagonal ruang sebuah kubus adalah
cm. Hitunglah panjang rusuk tersebut!
C.
Penerapan
Metode Problem Solving dalam
Pembelajaran
1.
Pengertian Problem Solving
Metode problem solving (pemecahan masalah) adalah “penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah baik itu perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri dan atau bersama-sama. Metode
ini menuntut kemampuan untuk melihat sebab akibat, mengobservasikan problem (masalah), mencari hubungan
antara berbagai data yang dikumpulkan kemudian menarik kesimpulan yang
merupakan hasil pemecahan masalah, dalam pemecahan masalah siswa harus
berpikir, menjabarkan hipotesis dan bila berhasil memecahkan masalah itu maka
siswa akan dapat mempelajari sesuatu
yang baru.
Menurut pendapat
Munandar, “problem solving (pemecahan
masalah) adalah suatu system berpikir reflektif yang merangsang individsu
menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan instruktur dan situasi di mana
masalah itu berada atas inisiatif sendiri.
Sedangkan menurut
Nasution mengartikan bahwa “problem
solving (pemecahan masalah) adalah suatu proses belajar yang mengharuskan
jawabannya tanpa bantuan khusus.
Berkaitan dengan
pengertian metode problem solving
(pemecahan masalah), Usman berpendapat : “metode problem solving (pemecahan masalah) adalah suatu cara penyajian
pelajaran dengan cara siswa yang dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan dan diselesaikan baik secara individu atau kelompok. Hal yang sama
diungkapkan oleh Sriyono bahwa “metode problem solving adalah suatu cara
mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau
diselesaikan.
Menurut Hamalik, problem solving adalah “suatu proses mental dan intelektual
dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan Informasi yang
akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Dalam mengajar menggunakan metode problem
solving (pemecahan masalah) memiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut:
a).
Siswa
bekerja secara individual atau kelompok kecil
b).
Tugas
yang diselesaikan adalah persoalan realistik untuk dipecahkan, namun lebih
disukai soal yang memiliki banyak kemungkinan jawaban.
c).
Siswa
menggunakan berbagai pendekatan
d).
Hasil pemecahan masalah didiskusi antara semua
siswa.
Berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa yang menuntut penyelesaian,
mulai dari masalah yang paling sederhana sampai persoalan yang rumit. Jadi penyelesaian masalah tersebut memerlukan
suatu proses untuk memikirkan dan mencari jalan keluar sesuai apa yang
diharapkan dari masalah tersebut.
Dalam menyelesaikan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain sebagai berikut: Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah yaitu:
a).
Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa
lampau. Biasanya cara ini
digunakan pada masalah-masalah yang muncul secara berkala yang hanya berbeda
dalam bentuk penampilannya. Apabila cara-cara yang digunakan melembaga, maka
cara penyelesaian masalah ini disebut cara tradisional. Dalam hal ini
penyelesaian maslah menjadi kurang rasional.
b).
Penyelesaian masalah secara intuitif. Masalah
diselesaikan tidak berdasarkan akal tetapi berdasarkan firasat.
c).
Penyelesaian masalah dengan cara trial dan error.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan coba-coba sehingga akhirnya ditemukan
penyelesaian yang tepat. Percobaan
yang dilakukan tidak berdasarkan hipotesis tetapi secara acak.
d).
Penyelesaian
masalah secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan
seseorang.
e).
Penyelesaian
masalah secara metafisik. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik
diselesaikan dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang bersumber dalam
dunia supranatural.
f).
Penyelesaian
masalah secara ilmiah adalah penyelesaian masalah secara rasional melalui
proses deduksi dan induksi.
Dari
uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa problem
solving (pemecahan masalah) adalah suatu proses berpikir yang dilakukan
siswa dalam menemukan kombinasi
aturan-aturan yang telah dipelajari dan digunakan untuk memecahkan masalahnya
sehingga dapat meningkatkan kreatifitas.
2.
Langkah-langkah
Metode Problem Solving
Metode problem
solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Langkah-langkah pembelajaran problem
solving adalah sebagai berikut:
a). Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan oleh siswa. Masalah ini harus ditumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b).
Siswa
mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah
tersebut. Misalnya, dengan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi,
dan lain-lain.
c).
Menetapkan
jawaban sementara dari masalah yang telah siswa dapatkan.
d).
Menguji
kebenaran jawaban sementara yang didapatkan siswa.
e).
Siswa
menarik kesimpulan dari masalah yang didapatkan.
Menurut Muhaimin, Metode problem
solving (pemecahan
masalah) juga dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a).
Pengenalan kesulitan (masalah).
b).
Pendefinisian masalah.
c).
Saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan.
d).
Pengujian hipotesis.
e).
Memverifikasi kesimpulan.
Adapun langkah-langkah dalam memecahkan
masalah adalah sebagai berikut:
a).
Merumuskan
dan menegaskan masalah.
b).
Mencari
fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.
c).
Mengevaluasi
alternative pemecahan yang
dikembangkan.
d).
Mengadakan pengujian atau varivikasi.
3.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Problem Solving
a. Kelebihan metode problem solving (pemecahan masalah)
Kelebihan metode problem solving (pemecahan masalah)
dalam proses belajar mengajar yang diantaranya dapat membuat pendidikan sekolah
menjadi relevan dengan kelebihan sebagai berikut:
(i). Proses belajar mengajar dengan problem solving (pemecahan masalah)
masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara
terampil
(ii).
Metode
ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa lebih banyak melakukan mental
dengan menyoroti masalah dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahannya.
Seperti dikemukakan
oleh Darwis, penggunaan metode pemecahan masalah dapat memberikan beberapa
keuntungan yaitu :
(i). Mampu mengenal masalah
(ii).
Mampu
menganalisa masalah dan merumuskan hipotesis sebagai kemungkinan penyelesaian
(iii).
Mampu mengumpulkan
data
(iv).
Mampu
memilih alternatif penyelesaian yang ada berdasarkan data.
(v). Mampu pula memperbaiki atau mengubah
keputusan atau kesimpulan yang telah diambil.
Berdasarkan uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah)
dalam proses belajar mengajar adalah mendidik siswa berpikir kritis, mampu
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan dihadapi.
b. Kekurangan metode problem solving (pemecahan masalah)
Metode problem solving (pemecahan masalah)
dalam proses belajar mengajar mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
(i). Menentukan suatu masalah yang tingkat
kesulitannya sesuai dengan tingkat
kesulitan berpikir siswa, tingkat sekolah dan serta pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru.
(ii).
Proses
belajar mengajar dengan metode ini sering memerlukan waktu yang banyak dan
sering mengambil waktu pelajaran yang lain.
(iii).
Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan secara induvidu atau kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kekurangan dari metode problem solving
(pemecahan masalah) adalah penggunaan metode pemecahan masalah memerlukan waktu
yang cukup banyak dalam pelaksanaannya, sehingga menyebabkan pembelajaran
tertinggal, dan mengganggu waktu pelajaran lain.
D.
Pembelajaran
Efektif dan Efisien
Pembelajaran
efektif dan efisien merupakan strategi untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Menurut J.R. David (dalam Dharma, 2008 : 3) dunia pendidikan strategi
tersebut dapat diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particular educational
goal. Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang di susun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pembelajaran
yang efektif dan efisien ini harus mencakup Standar Kmpetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD), dan Standar Kompetensi Lulus (SKL). Dengan harapan siswa dapat
meresap semua materi yang di sampaikan oleh guru.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus
dimilki seorang guru. Ada empat (4) kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai
agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi personal
(kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial.
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat
perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan
tercapai sehingga tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan sulit tercapai secara
optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa.
Bagi guru, strategi dapat di jadikan pedoman dan acuan bertindak yang
sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, pengguna strategi
pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat
memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk
mempermudah proses belajar siswa.
B.
Saran
Dari
hasil penulisan ini, penulis menyarankan :
- Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam usaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien
- Sebagai masukan bagi guru matematika dalam usaha meningkatkan kemampuan siswa untuk berkompetensi.
- Sebagai variasi bagi guru dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Bukhari, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri, dkk,
Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Gulo, Stategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Grasindo, 2002
Hasbullah, Dasar
Dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta. 2003.
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: CV.
Citra Media, 1996.
Muhfida,
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru,
tag, com, Http://, 21/06/2013
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, E.Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru, 2007.
Muslien, Masnur, KTSP
Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Malang: Bumi Aksara, 2007.
Pengertian Pembelajaran Efektif dan Efisien, tag, satulagi.com, Http://, 21/06/2013
Problem Solving, P4tkmatematika.org,
2009, Http://, 04/04/2013.
Qrustian, Problem Solving,
Blogs.Friendster.com, 2011, Http://, 04/04/2013
Usman, Moh Uzer, Menjadi
Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Ranakarta.