1. Lintasan Sejarah
Peradaban Hindu yang ditemukan diperkira terjadi pada 2500 SM. Bangsa yang tinggal dilembah aliran sungai Indus itu sudah memilki sistem menulis, menghitung, menimbang, dan mengukur. Mereka menggali terusan-terusan untuk pengairan memerlukan mesin dan dasar matematika. Tahun 1000 SM bangsa Arya menyempurnakan tulisan Hindu dan bahasa sangsekerta.
2. Aritmetika
a. Menjumlah
Cara menjumlah dua bilangan yang ditulis dari bawah ke atas berasal dari Hindu. Tetapi mengerjakan penjumlahan itu mulai dari kiri, sedangkan yang kita lakukan sekarang mulai dari kanan.
Contoh: menjumlahkan 4796 dengan 2897
1. Jumlahkan 4 dengan 2 = 6 ditulis di atas
2. Jumlahkan 8 dengan 7 =15 dicoret 6 ditulis di atasnya, jumlahkan 6 dengan 1 =7 dan 5 ditulis di atas 7.
3. Jumlahkan 9 dengan 9 = 18, dicoret 5 ditulis di atasnya, jumlahkan 5 dengan 1 = 6 ditulis di atas 5 dan 8 ditulis di atas 9.
4. Jumlahkan 7 dengan 6 = 13, dicoret 8, ditulis diatasnya, jumlahkan 8 dengan 1= 9, dan 3 ditulis diatas 6.
Maka hasil penjumlahan itu adalah 7693.
b. Mengalikan
Seperti metode menjumlah yang pertama, pengerjaan mengalikan dimulai dari kiri dan disusun dari bawah ke atas.
Contoh: mengalikan 387 dengan 6
2. 6 x 8 = 48, 18 + 4 = 22 ditulis diatas 18, dan 18 dicoret.
3. 6 x 7 = 42, 28 + 4 +32 ditulis di atas 28 dan 28 dicoret.
Maka hasil peerkalian itu adalah 2322
Metode yang lebih mirip dengan cara mengalikan yang digunakan sekarang adalah penggunaan langkah-langkah pada persegi panjang.
Contoh: 348 x 276
Bilangan pada langkah-langkah diago-nal dijumlahkan mulai dari kisi paling kanan.
1. Kisi pertama adalah 8
2. Kisi kedua adalah 6 + 4 +4 = 14, 4 ditulis pada tempat kedua di kiri angka 8, sedangkan puluhan 1 ditambahkan kepada kisi diagonal ketiga.
3. Jumlahkan 1 + 6 + 5 + 8 + 2 + 8 = 30, angka 0 ditulis ditempat ketiga di kiri angka 4 dan 3 dijumlahkan pada kisi diagonal keempat.
4. Jumlahkan 3 + 1 + 8 + 2 + 1 + 1 = 16, angka 6 ditulis di kiri angka 0 dan 1dijumlahkan pada kisi diagonal kelima.
5. Jumlahkan 1 + 6 + 2 = 9 ditulis dikiri 6.
Hasil peerkalian itu adalah 96048
c. Metode berkebalikan (metode invers)
Metode berkebalikan adalah operasi hitung yang dikerjakan sebagai kebalikan dari pengerjaan yang disuruh. Bila disuruh membagi maka dikerjakan mengalikan. Bila disuruh menjumlah maka dikerjakan mengurang dan sebaliknya.
Contoh;
Suatu bilangan dikalikan dengan 3, kepada hasilnya ditambah dari hasil kali itu, hasil itu dikalikan dengan bilangan itu sendiri hasilnya dikurangi lagi dengan 52, tentukan akar pangkat dua dari hasilnya, kepada hasilnya ditambah 8, kemudian dibagi 10. Hasil akhirnya adalah 2. Tentukanlah bilangan semula.
Perhitungannya dikerjakan mulai dari perintah terakhir.
1. Hasil terakhirnya adalah 2, setelah dibagi dengan 10. Karena suruhan adalah membagi dengan 10, maka dikerjakan adalah mengalikan 2 dengan 10, hasilnya 20
2. Hasil ini dikurangi dengan 8, karena suruhan adalah menambah dengan 8, hasilnya 12
3. Hasil ini dikuadratkan karena suruhan adalah menarik akar pangkat dua, hasilnya 144
4. Hasil ini ditambah dengan 52, karena suruhan adalah mengurangi dengan 52, hasilnya 196.
5. Ditarik akar dari hasil ini, karena suruhan mengalikan dengan dirinya sendiri atau mengkuadratka, hasilnya 14.
6. Mengurangi suatu bilangan dengan kali bilangan itu sendiri dapat diganti dengan membagi.
Misalnya: a a = a, kebalikannya adalah a.
Maka 14 dikalikan dengan menjadi 21
7. Hasil itu dikalikan dengan, karena suruhan adalah membagi dengan 7, hasilnya 147.
8. Menambah dengan kali bilangan itu sendiri dapat diganti dengan mengalikan.
Misalnya a + a = a, kebalikannya a
Maka 147 x = 84.
9. Hasil ini dibagi dengan 3, karena suruhan adalah mengalikan dengan 3, hasilnya 28.
Maka bilangan yang ditanya itu adalah 28.
Demikianlah penyelesaian soal dengan metode berkebalikan. Kesimpulan dari proses perhitungan itu adalah:
( 2 x 10 8 )2 + 52 = 196
= 14
= 14 x x 7 x x
= 28
